Rabu, 25 April 2012

Paradigma Analisis Isi


Analisis Isi  
(content analysis)

Eriyanto dalam bukunya Analisis Isi (2011) mengutip Neuendorf mengatakan, “Jika seseorang menyebut analisis isi, maka yang sebenarnya adalah analisis isi yang kuantitatif”. Lebih lanjut, Eriyanto dalam bukunya Analisis Wacana (2001), Analisis Framing (2003) dan Analisis Semiotika (2005)  mengatakan, “Sementara bentuk analisis yang lain-seperti analisis semiotika, framing, wacana, naratif dan banyak lagi-tidak disebut sebagai analisis isi”. 

Perbedaan Analisis Isi dengan analisis lainnya.
Fiske menyebutkan, secara umum ada dua bentuk aliran (paradigma) dalam studi isi, yaitu:
  1.  Aliran transmisi, melihat komunikasi sebagai bentuk pengiriman pesan, komunikasi sebagai proses statis, proses dilihat secara linier dari pengirim ke penerima.
  2.  Aliran produksi dan pertukaran makna, melihat komunikasi sebagai proses penyebaran (pengiriman dan penerimaan), komunikasi sebagai proses saling memproduksi dan mempertukarkan makna.
Perbedaan Utama antara aliran transmisi dengan aliran produksi dan pertukaran makna ialah pada definisi tentang pesan dan makna

Berikut uraian mengenai beberapa perbedaan antara aliran transmisi dengan aliran produksi dan pertukaran makna, yaitu:
1.      Berdasarkan  Jenis Isi

Aliran transmisi, kata kuncinya adalah pesan (message). Pesan adalah apa yang pengirim sampaikan kepada khalayak-dapat berupa berita, kartun, pidato, dan iklan. Pesan merupakan isi yang statis (bentuk seperti yang disampaikan oleh pengirim).

Aliran produksi dan pertukaran makna, kata kuncinya adalah makna (meaning). Makna di sini bukan apa yang dikirimkan, tetapi apa yang dikonstruksi, atau apa yang dibaca. Makna bukan sesuatu yang fisik atau statis seperti pandangan transmisi, tetapi justru merupakan produk konstruksi dan interaksi antara pengirim dan penerima.

   
 
Contoh:
Karya jurnalistik pada Surat kabar Kompas yaitu Kartun Panji Koming.
·  Pesan dari Kartun Panji Koming adalah apa yang dilihat secara fisik, karakter dalam komik 
ini.
·  Sementara makna dari kartun ini apa yang kita tafsirkan tentang tokoh-tokoh dalam kartun ini. 
Kita misalnya dapat menafsirkan bahwa kartun ini merupakan sindiran atas peristiwa aktual 
atau elite politik yang ada.

2.      Berdasarkan Bentuk Isi
Pesan adalah apa yang terlihat (dapat didengar, dirasakan, atau dibaca).
Makna adalah apa yang tersirat-bersifat laten, tidak dapat dilihat atau didengar secara langsung.


Contoh:

·  Ketika membaca surat kabar. Pesan adalah apa yang kita lihat secara langsung dalam 
berita. Misalnya, kita dapat melihat dan membaca siapa orang yang diwawancarai, peristiwa 
apa yang diberitakan, letak berita , dan foto yang dipakai.

·   Sementara makna bukan sesuatu yang ada dalam berita. Kita misalnya acap merasakan 
bahwa berita yang kita baca tendensius, menguntungkan satu pihak, dan merugikan pihak lain. 
Berita peristiwa perkosaan di Harian Lampu Merah, kita dapat merasakan bagaimana berita 
ini sering kali merugikan dan melecehkan wanita yang justru menjadi korban perkosaan. 
Perasaan dan sugesti kita terhadap berita ini yang disebut makna.

·   Apa yang kita rasakan itu bukan sesuatu yang ada dalam teks berita. Sebaliknya, apa yang 
kita lakukan adalah memberi makna dari berita.


 3.     Berdasarkan sifat penelitian

Karena pesan adalah sesuatu yang terlihat, maka penelitian dari aliran transmisi pada dasarnya adalah menghitung atau mengukur, karena aspek-aspek pesan itu terlihat secara langsung.

Penelitian aliran produksi dan pertukaran makna, sifat penelitiannya pada dasarnya adalah menafsirkan. Karena makna adalah bukan sesuatu yang ada dalam teks, karena itu harus ditafsirkan.




Contoh:
·   Penelitian berita pemogokan buruh, jka memakai aliran transmisi, yang dilakukan adalah 
mengukur dan menghitung aspek yang terlihat dalam berita, seperti berapa jumlah berita 
mengenai pemogokan, siapa yang diwawancari, dimana peristiwa ini diberitakan, apakah ada 
foto atau tidak.

·   Sebaliknya, bila memakai aliran produksi dan pertukaran makna, yang menjadi perhatian kita 
adalah sesuatu dibalik berita. Kita menafsirkan makna dari berita pemogokan buruh ini, seperti 
bagaimana buruh digambarkan dan kesan apa yang ditangkap ketika kita membaca berita.




DEFINISI ANALISIS ISI
Eriyanto (2011:15), secara umum, analisis isi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai:
Suatu teknik penelitian ilmiah yang ditujukan untuk mengetahui gambaran karakteristik  isi dan menarik inferensi dari isi. Analisis isi ditujukan untuk mengidentifikasi secara sistematis isi komunikasi yang tampak (manifest), dan dilakukan secara objektif, valid, reliabel, dan dapat direplikasi.

Beberapa definisi analisis isi yang dikemukan sejumlah ahli, yakni:

Berelson (1952:18). Analisis isi adalah suatu teknik peneltian yang dilakukan secara objektif, sistematis dan deskripsi kuantitatif dri isi komunikasi yang tampak (manifest).
Holsti (1969:14). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian untuk membuat inferensi yang diakukan secara objektif dan identifikasi sistematis dari karakteristik pesan.
Krippendorff (1980:21, dan 2006:8). Analisis isi adalah suatu teknik penelitian yang membuat inferensi yang dapat direplikasi (dtiru) dan sahih datanya dengan memerhatikan konteksnya.
Weber (1994:9). Analisis isi adalah suatu metode penelitian dengan menggunakan seperangkat prosedur untuk membuat inferensi yang valid dari teks.
Riffe, Lacy, dan Fico (1998:20). Analisis isi adalah pengujian yang sistematis dan dapat direplikasi dari simbol-simbol komunikasi, di mana simbol ini diberikan nilai numerik berdasarkan pengukuran yang valid, dan analisis menggunakan metode statistik untuk menggambarkan isi komunikasi, menarik kesimpulan dan memberikan konteks, baik produksi ataupun konsumsi.
Neuendorf (2002:10). Analisis isi adalah suatu peringkasan (summarizing), kuantifikasi dari pesan yang didasarkan pada metode ilmiah (diantaranya objektif-intersubjektif, reliabel, valid, dapat digeneralisasi, dapat direplikasi dan pengujian hipotesis) dan tidak dibatasi untuk jenis variabel tertentu atau konteks di mana pesan dibentuk dan ditampilkan.

OBJEKTIF

Penelitian dilakukan untuk mendapatkan gambaran dari suatu isi secara apa adanya. Penelitian menghilangkan bias, keberpihakan, atau kecenderungan tertentu dari peneiti (Eriyanto:2011:16).

Ada dua aspek penting dari objektivitas, yakni validitas dan realibilitas.
  1. Validitas berkaitan dengan apakah analisis isi mengukur apa yang benar-benar ingin diukur. 
  2.   Reliabilitas berkaitan dengan apakah analisis isi akan menghasilkan temuan yang

SISTEMATIS

Sistematis bermakna semua tahapan dan proses penelitian telah dirumuskan secara jelas, dan sistematis (Riffe, Lacy dan Fico:1998:20).
Kategori diturunkan dari variabel, variabel diturunkan berdasarkan teori (Eriyanto:2011:19)

REPLIKABEL
Penelitian dengan temuan tertentu dapat diulang dengan menghasilkan temuan yang sama pula. Temuan yang sama ini berlaku untuk penelitian yang berbeda, waktu yang berbeda, dan konteks yang berbeda (Neuendorf:2002:12).

ISI YANG TAMPAK (MANIFEST) 

Analisis isi hanya dapat dipakai untuk menyelidiki isi yang tampak. Analisis isi tidak dapat dipakai untuk melihat isi yang tidak tampak (Barelson:1952:18 dan Holsti:1969:14).

PERANGKUM (SUMMARIZING)

Analisis isi umumnya dibuat untuk membuat gambaran umum karakteristik dari suatu isi/pesan (Eriyanto:2011:29).

GENERALISASI

Analisis isi dilakukan untuk mengeneralisasi hasil, terutama jikalau menggunakan sampel. Hasil dari analisis isi dimaksud untuk memberikan gambaran populasi (Eriyanto:2011:30).

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Facebook Themes